Friday, July 13, 2007

Borobudur, Jati Diri Bangsaku

Pada tanggal 7 bulan 7 tahun 2007 ini, ada sebuah polling tentang tujuh keajaiban dunia yang baru. Dalam polling yang dilakukan melalui website itu, pemenang dengan hasil pemilih terbanyak, menobatkan tujuh keajaiban dunia baru yaitu Chichen Itza di Mexico, Christ Redeemer di Brazil, The Great Wall di China, Machu Picchu di Peru, Petra di Jordania, Colloseum Roma di Italia, dan Taj Mahal di India.

Kesahihan pemilihan ini patut dipertanyakan. Sebab, juri tujuh keajaiban itu tidak memasukkan Borobudur sebagai salah satu kandidat. Apalagi, pemilihan urutan itu hanya dilakukan melalui polling di website.

Sebagaimana yang kita tahu, Borobudur adalah peninggalan bersejarah yang sangat luar biasa. Disusun dari bebatuan dan dibuat ratusan tahun lalu, di mana teknologi tak secanggih sekarang, Borobudur semestinya tetap masuk dalam daftar keajaiban dunia itu. Bahkan, jika dibandingkan dengan kandidat keajaiban semacam Menara Eiffel di Paris. Jika ditilik dari pembuatannya yang nyaris tanpa sentuhan teknologi canggih, jelas Borobudur punya keunikan yang tak bisa dibandingkan. Begitu juga jika dibandingkan dengan Patung Liberty di Amerika.

Hal ini mengundang keprihatinan saya. Betapa tidak, kebanggaan saya sebagai anak bangsa terhadap Borobudur, kini tak terwakili dalam polling tersebut. Padahal kita tahu, beberapa tahun lalu, candi terbesar itu masih masuk sebagai salah satu keajaiban dunia. Karena itu, jauh di dalam lubuk hati, saya tetap mengakui Borobudur sebagai salah satu keajaiban dunia.

Ini jelas merupakan kemunduran. Banyak yang lantas mempertanyakan, mengapa hal ini bisa terjadi. Mungkinkah karena negara kita dianggap sebagai negara yang mengalami kemunduran sehingga peninggalan bersejarah itu kini diabaikan? Mungkinkah kita yang kurang piawai mempromosikan Borobudur sebagai salah satu kebanggan bangsa sehingga masyarakat dunia tak lagi menganggapnya sebagai keajaiban dunia?

Sebagai bangsa yang besar, tentu ini adalah pelajaran bagi kita semua. Jika kita mau mengambil segi positifnya, inilah saatnya kita bangkit dan mawas diri. Kita tentu tak mau terus menerus tak dianggap di kancah dunia intenasional. Untuk itu, inilah saatnya bagi kita untuk mengoreksi diri. Kita tunjukkan bahwa kita bisa bangkit dari keterpurukan. Kita perlihatkan pada dunia, bahwa bangsa ini masih punya semangat untuk maju dan terus membangun. Sebagaimana slogan yang saya usung di website www.andriewongso.com – Bosan kita menderita! Saatnya bersama! Bangun Indonesia! – maka dengan momen ini, kita buktikan bahwa kita mampu bangkit.

Dengan begitu, pada saatnya nanti. Jika kita sudah mampu kembali menunjukkan eksistensi dan jati diri bangsa di mata dunia, Borobudur mungkin akan kembali jadi salah satu keajaiban dunia. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan membangun negeri ini. Bagaimana pendapat Anda?

www.andriewongso.com

Thursday, July 12, 2007

selamat datang

ini blog baru saya